Hadits Tarbawi : Pendidik Mengutamakan Prinsip Memotivasi dan Memudahkan
A.
Hadits tentang Pendidik Harus Mengutamakan Prinsip Memotivasi dan Memudahkan
عَنْ اَبِي مُوسَى
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ اِذَا بَعَثَ اَحَدً مِنْ
اَصْحَابِهِ فِى بَعْضِ اَمْرِهِ قَالَ بَشِّرُ وَلاَ تُنَـفِّرُوا
وَيَسِّرُواوَلاَ تُعَسِّرُوا
Artinya :
“ Dari Abu Musa dia berkata
: “ Apabila Rasulullah Saw mengangkat seseorang dari sahabatnya untuk
melaksanakan perintahnya, beliau bersabda : “ Berilah mereka kabar gembira dan
jangan menakut-nakuti, mudahkanlah urusan mereka dan jangan kamu persulit” ” ”.
B. Penjelasan
بَشِّرُ وَلاَ تُنَـفِّرُوا(gembiralah
dan jangan kamu menakut-nakuti) maksudnya adalah seorang pendidik harus
menyampaikan dalam suasana gembira, tenang dan jangan sampai membuat peserta
didik tertekan, karena dalam keadaan tertekan menjadikan anak tidak bisa
berfikir.
وَيَسِّرُواوَلاَ تُعَسِّرُوا (mudahkanlah
dan jangan mempersulit) maksudnya ialah hendaknya peserta didik menggunakan
cara-cara yang mudah, ketika mengajar harus melaui tahapan dari yang paling
mudah ke sulit.
Jadi dalam menyampaikan berita gembira/baik
janganlah menimbulkan antipati, dan bersikap memudahkan dan jangan mempersulit,
berita gembira dapat pula diartikan sebagai pelajaran atau materi pelajaran,
dan hadits ini berkaitan dengan seorang pendidik harus memotivasi serta memacu
para anak didik agar timbul keinginan dan kemampuannya untuk meningkatkan
prestasi dalam pembelajarannya dan yang dicita-citakan, dan dalam pembelajaran
hendaklah bersikap memudahkan dan jangan dipersulit.
Gambaran tentang hakikat
pendidik dalam Islam menurut Moh Fadhil Al-Djamali menyebutkan bahwa pendidik
adalah orang yang mengarahkan manusia pada kehidupan yang lebih baik sehingga
terangkat derajat kemanusiaanya sesuai dengan kemampuan dasar yang dimiliki
manusia. Sedangkan menurut Marimba mengartikan pendidik adalah sebagai orang
yang memikul pertanggung jawaban sebagai pendidik yaitu manusia dewasa yang
karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan peserta didik.
Dalam kaitanya dengan proses
pembelajaran, kegiatan belajar mengajar dipandang berhasil jika peserta didik
mempunyai semangat dalan belajar. Oleh karenanya sebagai pendidik wajib
membangun atau menumbuhkan motivasi peserta didik, hal ini dimaksudkan agar
pembelajaran berlangsung lebih optimal. Selain itu pendidik juga mesti kreatif
dalam membangkitkan motivasi peserta didik sehingga kegiatan pembelajaran
berlangsung lebih efektif.Motivasi sebagai suatu proses, mengantarkan murid
kepada pengalaman-pengalaman yang memungkinkan mereka dapat belajar. Sebagai
proses, motivasi mempunyai fungsi antara lain:
1. Memberi semangat
dan mengaktifkan murid agar tetap beminat dan siaga.
2. Memusatkan
perhatian anak pada tugas-tugas tertentu yang berhubungandengan pencapaian
tujuan belajar.
3. Membantu
memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka panjang
Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka
mengarahkan belajar anak didik di kelas, sebagai berikut :
·
Memberi nilai.
·
Memberi hadiah.
·
Kompetisi.
·
Memberi pujian.
·
Memberi hukuman.
·
Media pembelajaran.
Seorang guru dapat melaksanakan dari berbagai macam
bentuk motivasi diatas, dan yang penting diantaranya adalah penggunaan media
pembelajaran. Karena media pembelajaran akan memudahkan guru dalam menyampaikan
pelajaran dan memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran tersebut. Dengan
penggunaan media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi belajar dan
mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disampaikan.
Pada tingkat selanjutnya
pendidik harus pintar-pintar menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan
tidak membosankan. Kemudian dalam menyampaikan materi seorang pendidik harus
bisa menggolongkan tipe-tipe materi dari yang paling mudah ke sulit. Pendidik
hendaknya mengajarkan sesuatau kepada peserta didik yang mudah dicerna lebih
dahulu. Tahapan tahapan materi yang diberikan harus ditekuni dengan seksama
agar peserta didik benar-benar memahaminya dengan baik atau pendidik bisa pula
mencarikan jalan keluar ketika peserta didik dianggap kesulitan dalam
pembelajarannya.
C. Nilai Tarbawi
Nilai-nilai tarbawi yang
terkandung dalam hadis tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Hendaknya seorang pendidik mengajarkan kepada anak didiknya
dengan sesuatu yang mudah dimengerti dan dicerna oleh anak didik
2.
Jangan mengajarkan yang sulit-sulit
3.
Hendaknya seorang pendidik ketika mengajar tidak boleh laku,
sesuaikan dengan kondisi anak perlu ada humor
4.
Berilah kasih sayang agar anak / peserta didik selalu dekat
dengan guru
referensi : Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia. 2002
0 komentar:
Posting Komentar