Langganan

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Kamis, 12 Februari 2015

Sang Nahkoda (7)




JOKO WIDODO
Ir. H. Joko Widodo  atau yang akrab disapa Jokowi  lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni 1961 adalah Presiden Indonesia ke-7 yang menjabat sejak 20 Oktober 2014. Ia terpilih bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dalam Pemilu Presiden 2014. Jokowi pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta sejak 15 Oktober 2012 hingga 16 Oktober 2014 didampingi Basuki Tjahaja Purnama sebagai wakil gubernur dan Wali Kota Surakarta (Solo) sejak 28 Juli 2005 sampai 1 Oktober 2012 didampingi F.X. Hadi Rudyatmo sebagai wakil wali kota. 

Karir politik Jokowi di mulai saat menjadi walikota Solo. Pada Pilkada Kota Solo pada tahun 2005, Jokowi yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk maju sebagai calon walikota Surakarta. Ia berhasil memenangkan pemilihan tersebut dengan persentase suara sebesar 36,62%. Jokowi terpilih kembali sebagai Wali Kota Surakarta pada tahun 2010 dengan persentase suara sebesar 90,09%.

Jokowi membangun kota Solo lewat brandingnya  yaitu "Solo: The Spirit of Java". Dalam konflik Keraton Surakarta, Jokowi ikut serta dalam mendamaikan dua kubu yang berselisih. Ia juga sukses memopulerkan mobil esemka yang notabene kendaraan buatan anak dalam negeri, meskipun hingga kini tak terdengar lagi gaungnya.

Di Solo, Jokowi menetapkan program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Solo (PKMS) dan Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Solo (BPMKS).Program PKMS menyediakan layanan kesehatan gratis untuk rakyat miskin di Solo.Pemegang kartu PKMS terdiri dari dua kelas, yaitu "Gold" dan "Silver". Kelas "Gold" diberikan untuk warga yang benar-benar miskin (sehingga semua biaya kesehatannya ditanggung pemerintah), sementara warga kota yang belum mempunyai jaminan kesehatan mendapatkan kelas "Silver". Sementara itu, kartu BPMKS diberikan kepada siswa SD dan SMP di Solo yang miskin agar dapat mengenyam pendidikan tanpa dipungut biaya (baik iuran bulanan maupun biaya operasional) di sekolah negeri atau swasta. Terdapat tiga jenis kartu, yaitu "Platinum", "Gold", dan "Silver". Kartu Platinum diberikan untuk siswa yang bersekolah di sekolah plus (sekolah gratis dari program pendidikan di Solo), sementara kartu Gold diberikan kepada warga miskin dan kartu Silver untuk warga mampu. Pemegang kartu Platinum dibebaskan dari iuran bulanan, uang gedung, dan biaya pribadi seperti tas, sepatu, buku, sementara pemegang kartu Gold dibebaskan dari biaya operasional dan pemegang kartu Silver diperlakukan seperti pemegang kartu Gold. Namun, pembebasan biaya tidak berlaku untuk siswa SMA dan SMK, walaupun mereka hanya disubsidi sebesar 50%.

Pada Juni 2011, Joko Widodo sempat menolak kebijakan Gubernur Jawa Tengah tentang  pendirian mal di lokasi bekas pabrik es Saripetojo untuk membatasi maraknya pasar modern dan melindungi pasar tradisional. Kebijakan pendirian mal ini merupakan kebijakan dari Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, sehingga Bibit mengatakan Jokowi "bodoh" karena menentang kebijakan gubernur. Pernyataan tersebut memicu reaksi keras dari warga Solo, yang bahkan menolak kehadirannya di kota Surakarta. Jokowi sendiri menanggapi dengan santai, dan menyatakan bahwa "saya itu memang masih bodoh. Masih harus banyak belajar ke banyak orang".

Jokowi diminta secara pribadi oleh Jusuf Kalla untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub DKI tahun 2012. Karena merupakan kader PDI Perjuangan, maka Jusuf Kalla meminta dukungan dari Megawati Soekarnoputri, yang awalnya terlihat masih ragu. Jokowi sendiri enggan maju sebagai calon gubernur Jateng pada Pilgub Jateng karena tidak mau bersaing dengan Bibit Waluyo. Sementara itu Prabowo Subianto juga melobi PDI Perjuangan agar bersedia mendukung Jokowi sebagai calon gubernur karena membutuhkan 9 kursi lagi untuk bisa mengajukan Calon Gubernur. Pada saat itu, PDI Perjuangan hampir memilih untuk mendukung Fauzi Bowo dan Jokowi sendiri hampir menolak dicalonkan. Sebagai wakilnya, Basuki T Purnama yang saat itu menjadi anggota DPR dicalonkan mendampingi Jokowi dengan pindah ke Gerindra karena Golkar telah sepakat mendukung Alex Noerdin sebagai Calon Gubernur. Pasangan Joko Widodo-Basuki T Purnama yang semula tidak diunggulkan justru keluar sebagai pemenang pilkada DKI tahun 2012.

Setelah terpilih dan menjadi gubernur DKI, Joko Widodo berusaha mengelola ibu kota negara dengan program program diantaranya menormalisasi beberapa waduk yang bisa jadi penampungan air hujan untuk menaggulangi banjir yang selama ini menjadi momok bagi ibu kota. Selain masalah banjir Jakarta juga terkenal akan kemacetannya sehingga ia bersama wakilnya, ia mulai membangun Mass Rapid Transit (MRT), pembangunan jalur monorel, pengadaan seribu bus Trans Jakarta, Bus tingkat wisata, serta pembangunan enam tol  ruas dalam kota yang merupakan warisan dari gubernur sebelumnya. Meskipun demikian dalam pengadaan Bus Trans Jakarta saat ini sedang dalam proses penyelidikan kejaksaan

Program  Jokowi untuk memperbaiki pendidikan dan kesehatan adalah Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar. Kartu Jakarta Sehat sebenarnya adalah program asuransi yang dibayarkan oleh pemprov sehingga memungkinkan masyarakat DKI Jakarta mendapat pelayanan paling dasar tanpa harus mengeluarkan uang banyak, sementara Kartu Jakarta Pintar adalah program terseleksi bagi murid yang tidak mampu agar mampu membeli peralatan dan kebutuhan pendidikan. Kartu ini hampir sama dengan program BPMKS dan PKMS di Solo.

Joko Widodo juga ingin mereformasi birokrasi diantaranya melakukan rotasi jabatan dari lurah, camat, walikota, dan kepala suku dinas yang selama ini dianggap sebagai penghambat kerja pemerintah prov DKI Jakarta. Serta melakukan lelang jabatan dalam penempatan birokrasi, dalam sistem ini semua PNS diberi kesempatan yang sama sesuai dengan kualifikasi dan hasil test yang yang telah dijalani. 
Jokowi berharap bisa menjadikan brand Jakarta sebagai kota festival. Karena itu berbagai perayaan dan festival dirayakan di Kota Jakarta, bahkan hingga menutup jalanan dari kendaraan bermotor selama satu hari penuh. Total sebanyak 97 festival diadakan selama 2013 di Jakarta diantaranya adalah Jakarta Night Festival, Pesta Rakyat, Festival Keraton se-Dunia, dan masih banyak lagi.

Semenjak menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta popularitas Jokowi semakin naik karena gaya kepemimpinannya. Dengan pertimbangan yang matang akhirnya ketua umum PDI-P, Megawati Sukarnoputri menunjuk Joko Widodo sebagai  calon presiden dari partai PDI-P. Penunjukan pencalonan Jokowi juga diperkirakan dapat mendongkrak suara PDIP hingga 30% dalam pemilu legislatif. Namun, hasil hitung cepat menunjukkan bahwa suara PDIP gagal mencapai 20%.

Pada tanggal 19 Mei 2014, Jokowi mengumumkan bahwa Jusuf Kalla akan menjadi calon wakil presidennya. Pasangan ini kemudian didukung oleh PDI-P, PKB, Partai Nasdem, Partai Hanura dan PKPI. Pasangan ini akan bersaing dengan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Radjasa yang didukung oleh Partai Gerindra, PAN, Partai Golkar, PPP, PKS , dan PBB dalam pemilihan presiden dan wakil presiden RI 2014. Pasangan yang sempat diterpa dengan berita negative ini akhirnya memenangi pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2014-2019 dengan selisih suara lebih dari delapan juta suara sah nasional.

Jokowi dikenal akan gaya kepemimpinannya yang pragmatis dan membumi. Ia seringkali melakukan "blusukan" atau turun langsung ke lapangan untuk melihat langsung permasalahan yang ada dan mencari solusi yang tepat. "Blusukan" juga dilakukan untuk menemui langsung warga dan mendengar keluh kesah mereka. Gaya yang unik ini dijuluki The New York Times sebagai "demokrasi jalanan”. Jokowi juga dianggap unik dari pemimpin lainnya karena tidak sungkan untuk bertanya langsung kepada warga dan mendekati mereka bila akan melancarkan suatu program.Namun gaya seperti ini juga mendapat kritikan dari Anies Baswedan yang pernah menyebutkan "blusukan" merupakan pencitraan belaka tanpa memberikan solusi.

Setelah dilantik sebagai Presiden RI,  Joko Widodo segera meluncurkan program Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Sebenarnya program ini sama dengan program pemerintahan sebelumnya. Program KIS ini hampir sama dengan Kartu BPJS Kesehatan dan operatornya pun masih sama. KIP itu hampir sama dengan program Bantuan Siswa Miskin (BSM) karena jumlah siswa penerima pun juga masih sama. Untuk program KKS itu sama seperti program Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Saat kampanye lalu, Jokowi selalu mengusung jargon “ Revolusi Mental ”. Akankah jargon ini akan terealisasi sepenuhnya atau cuman hanya slogan untuk menarik perhatian dan simpati masyarakat. Kita dapat melihatnya sendiri suatu hari nanti.

0 komentar:

Posting Komentar