Pesimis, Optimis, dan Realistis
Pesimis, Optimis, dan Realistis
Kali ini
kita akan membahas mengenai pesimis, optimis, dan realistis. Sebelum kita
membahas lebih jauh, kita harus mengetahui makna dari ketiga kata tersebut.
Berikut penjelasannya menurut KBBI :
- Pesimis : Orang yang bersikap atau berpandangan tidak mempunyai harapan baik (khawatir kalah, rugi, dan sebagainya), orang yang mudah (putus) harapan.
- Optimis: Orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi segala hal.
- Realistis : Bersifat nyata (real), bersifat wajar.
- Pesimis : Orang yang bersikap atau berpandangan tidak mempunyai harapan baik (khawatir kalah, rugi, dan sebagainya), orang yang mudah (putus) harapan.
- Optimis: Orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi segala hal.
- Realistis : Bersifat nyata (real), bersifat wajar.
Ketiganya
jelas memiliki perbedaan yang nyata, saya akan mencoba membahasnya walaupun
saya kurang bisa membahasakannya. Sikap realistis kadang sering didahului atau
menciptakan sifat pesimis. Mengapa demikian? Ada orang yang mengalami rasa
pesimis tanpa didahului dengan berfikir realistis. Ada pula yang mengalami rasa
pesimis karena berfikir realistis. Secara sederhana orang yang berfikir
realistis itu, memiliki alasan tertentu untuk merasa takut. Sedangkan orang
pesimis itu takut, tapi tidak memiliki alasan mengapa ia takut.
Lain lagi
dengan optimis yang selalu berpandangan baik dalam setiap aktifitas yang ia
lakukan. Ia selalu berfikir potitif dalam menghadapi masa depan. Namun
seringkali sikap optimis ini juga menimbulkan realistis. Sikap realistis yang
ditunjukan biasanya dilakukan sesuai dengan ilmu atau kemempuan yang ia punya
atau miliki. Realistis disini ialah sifat dimana seseorang tidak akan mengambil
resiko atas apa - apa yang belum mereka kuasai dengan baik. Realistis itu
berdasarkan hal yang sudah ada, kalau keadaan mendukung, maka akan muncul
optimisme. Kalau keadaan tidak mendukung, ya biasanya jadi pesimisme.
Ketiga
sifat tersebut memiliki sudat pandang masing – masing, yang harus kita lakukan
adalah membuat sebuah tim yang berisi pesimis, optimis, dan realistis. Karena
bila ketiganya kita mamanfaatkan dengan baik dan dengan managerial yang tepat
maka akan menghasilkan suatu kombinasi yang hebat. Pada dasarnya ketiga tipe
ini tidak berkontradiksi, namun hanya memiliki cara pandang yang berbeda dalam
menyelesaikan atau memandang suatu permasalahan.
Sang
optimis, yang selalu memandang suatu masalah akan berakhir dengan manis. Ia
seringkali tidak memandang resiko – resiko yang akan dilalui. Sang pesimis yang
selalu berhati – hati, ia selalu menganalisa segala kemungkinan resiko – resiko
yang akan muncul, baik dari yang terkecil sampai resiko yang terbesar. Ia
bukanlah tidak percaya akan keberhasilah, melainkan tidak mengatahui cara untuk
mengatasinya. Sedangkan sang realistis, ia akan memilih tindakan – tindakan
yang mungkin ia mampu untuk lakuakan. Karena bila terlalu tinggi, ia
beranggapan hal itu tidak mungkin untuk diraihnya.
Bila
ketiganya dipadukan, maka optismis memiliki peranan sebagai pembakar semangat
dan motivasi. Pesimis berperan sebagai analisa terhadap setiap kemungkinan yang
akan terjadi. Dan realis harus menyiapkan segala tindakan – tindakan yang
diperlukan dalam menghadapi masalah – masalah yang akan dihadapi. Bila kita
dapat memanfaatkan ketiganya dengan baik, maka segala macam permasalahan bukan
menjadi penghalang bagi kita untuk bergerak lebih maju.
Dalam diri
seseorang pasti memiliki ketiga sifat ini, oleh karena itu kita harus menjadi
manajer yang bijak, agar tidak terlalu terjerumus ke salah satu pihak secara
ekstrem. Yang kita butuhkan adalah bagaimana cara menyeimbangkannya untuk
mencapai hasil memuaskan. Pada dasarnya manuasia ialah makhluk sosial, bila
kita tidak mampu menyeimbangkannya sendiri, maka yang kita butuhkan adalah
partner yang tepat. Kita harus optimis dalam menghadapi suatu masalah tanpa
mengesampingkan peran pesimis, namun kita juga harus realistis terhadap suatu
masalah yang kita hadapi. Sekian.
0 komentar:
Posting Komentar