Langganan

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Selasa, 31 Mei 2016

Pesimis, Optimis, dan Realistis


Pesimis, Optimis, dan Realistis

Kali ini kita akan membahas mengenai pesimis, optimis, dan realistis. Sebelum kita membahas lebih jauh, kita harus mengetahui makna dari ketiga kata tersebut. Berikut penjelasannya menurut KBBI :
- Pesimis : Orang yang bersikap atau berpandangan tidak mempunyai harapan baik (khawatir kalah, rugi, dan sebagainya), orang yang mudah (putus) harapan.
Optimis: Orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi segala hal.
-  Realistis : Bersifat nyata (real), bersifat wajar.
Ketiganya jelas memiliki perbedaan yang nyata, saya akan mencoba membahasnya walaupun saya kurang bisa membahasakannya. Sikap realistis kadang sering didahului atau menciptakan sifat pesimis. Mengapa demikian? Ada orang yang mengalami rasa pesimis tanpa didahului dengan berfikir realistis. Ada pula yang mengalami rasa pesimis karena berfikir realistis. Secara sederhana orang yang berfikir realistis itu, memiliki alasan tertentu untuk merasa takut. Sedangkan orang pesimis itu takut, tapi tidak memiliki alasan mengapa ia takut.
Lain lagi dengan optimis yang selalu berpandangan baik dalam setiap aktifitas yang ia lakukan. Ia selalu berfikir potitif dalam menghadapi masa depan. Namun seringkali sikap optimis ini juga menimbulkan realistis. Sikap realistis yang ditunjukan biasanya dilakukan sesuai dengan ilmu atau kemempuan yang ia punya atau miliki. Realistis disini ialah sifat dimana seseorang tidak akan mengambil resiko atas apa - apa yang belum mereka kuasai dengan baik. Realistis itu berdasarkan hal yang sudah ada, kalau keadaan mendukung, maka akan muncul optimisme. Kalau keadaan tidak mendukung, ya biasanya jadi pesimisme.
Ketiga sifat tersebut memiliki sudat pandang masing – masing, yang harus kita lakukan adalah membuat sebuah tim yang berisi pesimis, optimis, dan realistis. Karena bila ketiganya kita mamanfaatkan dengan baik dan dengan managerial yang tepat maka akan menghasilkan suatu kombinasi yang hebat. Pada dasarnya ketiga tipe ini tidak berkontradiksi, namun hanya memiliki cara pandang yang berbeda dalam menyelesaikan atau memandang suatu permasalahan.
Sang optimis, yang selalu memandang suatu masalah akan berakhir dengan manis. Ia seringkali tidak memandang resiko – resiko yang akan dilalui. Sang pesimis yang selalu berhati – hati, ia selalu menganalisa segala kemungkinan resiko – resiko yang akan muncul, baik dari yang terkecil sampai resiko yang terbesar. Ia bukanlah tidak percaya akan keberhasilah, melainkan tidak mengatahui cara untuk mengatasinya. Sedangkan sang realistis, ia akan memilih tindakan – tindakan yang mungkin ia mampu untuk lakuakan. Karena bila terlalu tinggi, ia beranggapan hal itu tidak mungkin untuk diraihnya.
Bila ketiganya dipadukan, maka optismis memiliki peranan sebagai pembakar semangat dan motivasi. Pesimis berperan sebagai analisa terhadap setiap kemungkinan yang akan terjadi. Dan realis harus menyiapkan segala tindakan – tindakan yang diperlukan dalam menghadapi masalah – masalah yang akan dihadapi. Bila kita dapat memanfaatkan ketiganya dengan baik, maka segala macam permasalahan bukan menjadi penghalang bagi kita untuk bergerak lebih maju.
Dalam diri seseorang pasti memiliki ketiga sifat ini, oleh karena itu kita harus menjadi manajer yang bijak, agar tidak terlalu terjerumus ke salah satu pihak secara ekstrem. Yang kita butuhkan adalah bagaimana cara menyeimbangkannya untuk mencapai hasil memuaskan. Pada dasarnya manuasia ialah makhluk sosial, bila kita tidak mampu menyeimbangkannya sendiri, maka yang kita butuhkan adalah partner yang tepat. Kita harus optimis dalam menghadapi suatu masalah tanpa mengesampingkan peran pesimis, namun kita juga harus realistis terhadap suatu masalah yang kita hadapi. Sekian.

0 komentar:

Posting Komentar